Jasa Foto Kartun

Jasa Foto Kartun
Murah meriah dibanding yang lain

Narto Hokage Tukang Cukur

Narto, salah satu orang terpandang di desa Cikonoha, rupanya sedang depresi berat, lantaran gagal nyalonin diri jadi Hokage ke tujuh di desa itu.

Tapi ternyata bukan hanya itu saja yang bikin dia depresi, konon, harta kekayaannya yang hampir nyaingin kekayaan Bill Gates itu LUDES, gara-gara dipake promosi dan bayar-bayarin keperluan tim sukses selama nyalonin. Ditambah lagi, kebiasaan foya-foya nya sudah mendarah daging.

Selain itu, yang bikin perihatin, beberapa waktu yang lalu, salah satu anaknya meninggal akibat kecelakaan saat ujian Chunin. Kasihan juga si Narto ini.

Depresi berat membuatnya terpuruk, harta dan anak yang hilang dengan drastis merubah sifatnya, dari optimis, menjadi ahli pesimis.

Dan sekarang, Narto dengan terpaksa beralih profesi menjadi tukang cukur, karena memang mencukurlah, satu-satunya keahlian yang ia miliki. Harta kekayaan yang dimiliki Narto sebelumnya merupakan harta warisan dari leluhurnya, habis, tak tersisa gara-gara ambisinya untuk menjadi seorang penguasa.

Tahun demi tahun terlewati, nasib Narto tetap sama, hanya tukang cukur jalanan. Anak dan istrinya meninggalkan dia, karena sepertinya, Narto bukan orang yang bangkit dari keterpurukan. Hari-harinya hanya dilalui dengan keluh kesah.

Lalu suatu hari, datanglah Ustadz Jiraiya kepada Narto, beliau adalah mantan guru ngajinya Narto, Pak Jiraiya datang kepada Narto dengan satu tujuan; cukur rambut.

Dengan wajah lesu yang selalu dia pakai beberapa tahun belakangan ini, Narto yang daritadi sibuk mencukur, tiba-tiba berkata. "Pak guru, ternyata Tuhan itu nggak ada ya"

Pak Jiraiya mengerenyitkan dahi mendengar kalimat tersebut. "Menurut saya Tuhan itu nggak ada, Pak" Narto menegaskan opininya.

"Kenapa bisa berpikir seperti itu, Nak?" Tanya Pak Jiraiya penasaran.

"Kalau Tuhan itu ada, mungkin di dunia ini tidak akan ada yang namanya kesengsaraan, musibah, keterpurukan, kemiskinan dan lain-lain" Jawab Narto sambil kontak mata dengan Pak Jiraiya lewat cermin.

Tiba-tiba seorang pengemis kumal lewat didepan mereka. "Tuh, lihat pak. Kenapa Tuhan yang katanya pengasih itu, tega menjadikan orang itu sebagai pengemis?" kata Narto sambil menunjuk kearah pengemis tadi.

"Tidak akan ada peperangan, tidak ada kesedihan, yang ada hanya kedamaian pak. Kalu Tuhan ada, tidak mungkin dia membiarkan saya terpuruk seperti ini."

Sepertinya Pak Jiraiya tidak punya bahan untuk menjawab pernyataan Narto tadi, yang beliau lakukan hanya diam saja mendengarkan opini-opini yang keluar dari mulut Narto tentang keraguannya terhadap keberadaan Tuhan.

"Saya yakin, Tuhan itu ngga ada pak" sekali lagi. Kali ini Narto yakin dengan pikirannya. Nada bicara dan ekspresi Narto jelas sekali bahwa dia ingin mengajak berdebat Pak Jiraiya, dia ingin mendapat tanggapan dari Pak Jiraiya.

Tapi Pak Jiraiya hanya diam, tidak ada sepatah katapun yang ia keluarkan. Sampai proses mencukur selesai, Pak Jiraiya hanya mengucapan terima kasih sambil ngasih ongkos cukur.

Tapi sebelum Pak Jiraiya pergi, beliau melihat sesuatu yang sepertinya akan menjadi ide nya untuk menjawab pernyataan-pernyataan Narto tadi. Beliau melihat beberapa orang, diantaranya para pengamen dan pengemis-pengemis gondrong yang berseliweran didaerah situ.

Lalu Pak Jiraiya yang memang belum terlalu jauh dari tempat Narto, kembali menghampiri tukang cukur tersebut seraya berujar.

"Hey Narto! Kau tau? Aku rasa di dunia ini juga tidak ada yang namanya tukang cukur" Ujar Pak Jiraiya sambil tersenyum lebar.

Narto tetkejut mendengar kalimat tersebut, lalu ia bertanya "mm..maksud bapak apa?"

"Iya! Di dunia ini tidak ada tukang cukur, lho!" Jawab Jiraiya mantap.

Sedikit bingung, Narto pun bertanya "lantas yang baru saja mencukurmu itu siapa, pak?"

"Tidak ada tukang cukur di dunia ini, Narto. Coba lihat sekelilingmu!" Kata Pak Jiraiya sambil menunjuk kearah orang-orang di sekitar mereka.

"Memangnya kenapa orang-orang itu?" Narto semakin penasaran.

"Lihatlah! Mereka semua gondrong, tidak rapih, acak-acakan, aku yakin, di dunia ini tidak ada yang namanya tukang cukur!" Lagi-lagi Pak Jiraiya tersenyum lebar.

"Ta..tapi.. aku ini tukang cukur, Pak!" Narto kesal.

"Hmmm, lalu kenapa orang-orang itu masih gondrong dan acak-acakan?" Tanya Pak Jiraiya.

Narto semakin kesal, lalu dia teriak-teriak kearah Pak Jiraiya "mereka semua memang layak gondrong, pak! Itulah yang terjadi apabila mereka tidak datang kepadaku!" Jawab Narto kesal.

Dia menghela nafas, lalu teriak lagi

"Mereka tidak pernah datang kepadaku, mereka tidak pernah bercukur kepadaku!"

Mendengar jawaban tersebut, pak Jiraiya pun berbalik dengan wajah berseri-seri, dia bergegas, tidak berniat melanjutkan debatnya. Tak butuh waktu lama, Pak Jiraiya pun sudah tidak terlihat. Meninggalkan Narto yang wajahnya masih merah karena kesal akibat pernyataanya tadi.

"Sialan orang tua itu! Apa-apaan maksud perkataanya itu, sudah jelas aku ini tukang cukur!" gerutu Narto.

"Sigh.. orang-orang gondrong itu" Narto melihat sinis kearah orang-orang gondrong di sekitarnya.

"Itulah akibatnya jika kalian tidak datang kepadaku!"




============END============

Thanks to : Guru ngaji pondok pesantren Kp. Krajan Pasawahan yang udah ngasih cerita ini, Bpk. Muhdi S.Ag
Saya modif sedikit ceritanya biar kekinian :D

Subscribe to receive free email updates:

14 Responses to "Narto Hokage Tukang Cukur"

  1. ohh jadi gitu, itu gambaran buat kita, kalau tidak berdekatan dengan sang pencipta pasti akan mendapatkan kesengsaraan :)
    lumayan ngerti juga pembahasannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe.. syukurlah ada yang ngerti.. hehe... makasih udah baca. Siap2 kunjungan balik

      Delete
  2. hahaha, absurd amat. sejak kapan naruto pindah ktp ke indonesia jadi narto. uzumaki narto, terdengar sepeti penjual susu kacang di pasar deket rumah gue. hahaha, ngeributin tukang cukur, si jiraiya ini emang ngekiin yak. kasihan si narto :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe. Absurd yak.. sengaja nama2 karakternya digituin.. gue pengen tulisan ini santai... ngga berat2 amat... thnks udh mampir Jev. :D

      Delete
  3. Gokil ceritanya! Parodi Naruto jadi Narto, kayak orang jawa ya namanya? Wkwk. Kok Jiraiya nya gak diganti jadi apa gitu namanya?
    Ketawa ngakak gue baca ini! Apalagi pas Jiraiya ternyata guru ngajinya. Wakakakak.. Sejak kapan Jiraiya jadi ustadz? Gue ngebayangin dia berambut putih gondrong, pake peci, pake baju koko...

    Tapi keren ceritanya! Pesannya dapet, udah gitu kocak pula, naruto edisi ramadhan banget lah ini! :D Tapi si Narto nya kyaknya belom tobat tuh, masih ngomel-ngomel, pak Jiraiya juga gak ngasih kejelasan ke Narto..
    Kira-kira ini bakal ada terusannya gak? Edisi lebaran gituu.. "Narto si tukang cukur yang udah tobat" gitu misalnya. Wakakak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gue seneng bgt baca komentar lu... menyenangkan... mudah2an terhibur ya. Hehe padahal ini cerita yg sangat2 sederhana.. gue berusaha supaya pesan nya bisa sampe... tapi.. dapet respon kaya gini juga gue udh seneng bgt.. makasi Lulu! :D

      Delete
    2. Hehee.. Iyaaa.. Sama-samaa! :D

      Delete
  4. Keren ceritanya :) dapet pesan moral juga :)
    tapi itu tukang cukurnya gak peka yaa :D :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. He iya... kan tukang cukurnya Narto, diambil dari Naruto.. yang kita tau emg dia kurang peka.. makasi udh mampir Dew :D

      Delete
  5. Ah aku pernah baca cerita nih dimana ya? Ya persis ceritanya tukang cukur gitu. Kayaknya ini versi remake yang kekinian.

    Aku bayangin jiraiya yg rambutnya panjang kaku gitu dicukur model pompadour yg kekinian :v kayaknya si narto ini juga harus belajar mengelola keuangan biar uangnya gak habis nanti. Masa anak hokage jadi tukang cukur -_-

    Kalo narto jadi tukang cukur pasti sakura sekarang udah berhijab dan kakashi udah naik haji 3 kali. Heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahah, emang cerita maisntream, bro. Sederhana. Gue dapet cerita ini dari guru ngaji. Cuma emang gue modif biar kelihatan baru :D

      Delete
  6. Ha..ha.., ceritanya lucu.
    Saya penasaran dengan judulnya "Narto Hokage Tukang Cukur" kira-kira seperti apa ceritanya. Tapi ceritanya bagus, pesan moralnya dapat.

    Pak Jiraiya sudah menjelaskan maksud dari pernyataan Naruto eh maksudnya Narto, bahwa apa yang ia alami itu semata-mata karena ia tidak mendekatkan diri kepada yang di Atas. Tapi dia malah tidak mengerti dan menjadi kesal. Memang dasar si Naruto eh maksudnya Narto....

    Saya suka pesan moral yang didapat dari cerita ini, walau ceritanya sederhana tapi maknanya dalam...

    ReplyDelete
  7. Subhanallah :))

    buat yang Atheis bacalah hahahahaha

    keren nih mas Irwan bikin ceritanya jadi kekinian, dan jujur ajah buat gue ini adalah refleksi mas. buat yang gue yang suka ngeluh, tapi untungnya gue nggak beranggapan bahwa tuhan itu nggak ada. :)

    asli mas Inspire banget nih si Narto hehe..

    ReplyDelete
  8. amanat ceritanya keren gan


    btw, arusnya naruto yang jadi ustadz kan tahu sendiri kan kalau dia udah ceramah. sekuat apapun musuh pasti keok dan langsung tobat

    ReplyDelete